Friday, December 19, 2014

Hello

Greetings and how are you doing?i know you will be surprised to see my email.however,It's my pleasure to contact you through this medium though we barely know each other but i want to seize this opportunity to introduce myself to you.I am Sir David Reddaway from United Kingdom.I was UK former Ambassador to Canada as United Nations Envoy/Ambassador.I want to go into private investment and from my findings, your country economy has being growing rapidly in tourism and i want to invest in real housing estate or any other profitable investment.i will tell you more and all you need to know as we proceed,my main reason of contacting you is to assist me establish and manage my investment project in your country since i will not always be there for the day to day running of the business because I'm still active with certain governmental appointments.So i want to know if i can trust you and if you are capable of handling such project so i can send you the proposal proper and also let you know th
e full details of the investment.

I will be pleased to get a feedback from you.

Sir David.

Thursday, May 15, 2014

The Implementation of Hospital Information System (HIS) in Tertiary Hospitals in Malaysia : A Qualitative Study

The Implementation of Hospital Information System (HIS) in Tertiary Hospitals in Malaysia : A Qualitative Study
Malaysian Journal of Public Health Medicine 2010, Vol. 10 (2) : 16-24
Aniza Ismail1, Ahmad Taufik Jamil2, Ahmad Fareed A Rahman1, Jannatul Madihah Abu Bakar1, Natrah Mohd Saad1, Hussain Saadi1

1Department of Community Health, UKM Medical Centre
2 Department of Information Technology, UKM Medical Centre


1.     Alasan penelitian
Sistem Informasi Rumah Sakit adalah sistem terpadu yang dirancang untuk mengelolah aspek administrasi, keuangan dan aspek klinis rumah sakit. Kementerian kesehatan malaysia telah menerapkan sistem informasi rumah sakit berbasis elektronik dibeberapa rumah sakit di Malaysia diantaranya Rumah Sakit Serdang, Rumah Sakit Selayang dan Rumah Sakit Universitas Kebangsaan Malaysia. Guna melihat tingkat keberhasilan dari penerapan sistem informasi rumah sakit maka dilakukan penelitian ditiga rumah sakit tersebut dengan melihat aspek-aspek pada pelaksanaannya.

2.     Keganjilan yang terjadi
Dengan penggunaan sistem pengembangan yang berbeda dari ketiga rumah sakit tersebut mereka mempunyai kelemahan dan kekuatan masing-masing  dalam penerapan sistem informasi rumah sakit, dengan demikian mereka mempunyai skala keberhasilan tersendiri sehingga skala ukur keberhasilannya sulit untuk diklasifikasikan dari ketiga rumah sakit ini dengan manajemen yang berbeda.

3.     Jenis Penelitian dan Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dilakukan melalui indepth interview face to face. Dengan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling.
Perbandingan Keberhasilan Sistem Informasi Rumah Sakit
Variabel
SIRS yang bagus
SIRS tidak tidak bagus
Manajemen
Perencanaan yang tepat, Komitmen yang baik dari pemimpin.
Kurangnya perencanaan, Tidak ada komitmen dan dukungan dari pemimpin
Pengembangan
Sesuai kebutuhan dan manfaat.
Tidak sesuai kebutuhan dan manfaat.
Cakupan Sistem Informasi
Disemua bidang dan sarana pelayanan.
Hanya dibeberapa bidang saja.
Support System
24 Jam
Kurang dari 24 jam.
Alat / Sarana
Mencukupi untuk semua kebutuhan
Tidak mencukupi kebutuhan
Keamanan
Mempunyai back-up data
Tidak mempunyai back-up data
User friendly
Mudah dan nyaman digunakan
Tidak mudah digunakan




4.     Kesimpulan
Sistem informasi rumah sakit disetiap rumah sakit memiliki kekuatan dan kelemahan. Pengembangan sistem sesuai permintaan dan kebutuhan serta ketersediaan sumber daya sangat penting untuk memastikan sistem dapat beroperasi secara efektif dan efisien. Selain itu, investasi pada sumber daya manusia, sistem pendukung yang baik, mudah digunakan dan pelatihan yang memadai untuk pengguna juga akan menentukan apakah pelaksanaan sistem akan berjalan lancar atau tidak.

5.      Rekomendasi
Tidak ada satu sistem yang lebih unggul dari yang lain tetapi mereka memiliki keunikan tersendiri. Namun, ada kebutuhan untuk menyinkronkan sistem ini sehingga sistem dapat berkomunikasi dengan sistem lain untuk memastikan pemeliharaan dan kesinambungan perawatan. Hal ini juga berharap sistem informasi rumah sakit akan diimplementasikan disemua rumah sakit lain dengan efektif  dan terintegrasi.


NAMA            : ALMUHSININ
NIM                 : 13/357573/PKU/14135
PEMINATAN : SIMKES

Wednesday, May 14, 2014

Cyborg practices: Call-handlers and computerised decision support systems in urgent and emergency care Catherine Pope, Susan Halford, Joanne Turnbull and Jane Prichard University of Southampton, UK

LATAR BELAKANG

Sisem pendukung keputusan yang terkompuerisasi dirancang digunakan oleh tenaga staf non-klinis untuk menangani panggilan darurat (999) dan (out-of-jam) jasa perawatan mendesak. Salah satu tujuan sisem pendukung keputusan yang menggunakan teknologi komputerisasi adalah bahwa tenaga staf non-klinis dapat menggunakan sebagian besar pengetahuan klinis yang canggih dan menggabungkan dengan  algoritmakeputusan untuk mengaktifkan standar pengambilan keputusan oleh tenaga non-klinis.

METODE

Observasi kualitaif, meode wawancara dan dokumenter.

HASIL

Tenaga non-klinis bisa memberikan saran diarahkan klinis dengan menggunakan CDSS tersebut.

VARIABEL DEPENDEN DAN INDEPENDEN

Variabel dependen      : implementasi CDSS

Variabel independen   : kegagalan implemenasi CDSS

 

Tabel perbandingan ciri kasus CDSS untuk proyek dan CDSS untuk kemajuan sistem gawa darurat

Ciri-ciri kasus

CDSS unuk proyek

CDSS untuk optimali kasus

Apa tujuan utama diterapkannya CDSS?

CDSS  hanya untuk mencoba menerapkan sistem baru pada suatu organisasi.

CDSS bertujuan untuk lebih memahami bagaimana suatu sistem baru dapat bermanfaat dan  mudah digunakan  untuk  optimalisasi kinerja.

Bagaimana cakupan CDSS?

CDSS di implementasi

CDSS digunakan dalam setiap pengambilan kepuusan saat gawat darurat.

Berapa lama  implementasi CDSS?

Implementation  CDSS berlangsung singkat karena alasan ekonomis

CDSS diimplementasikan dalam waktu yang lama  di setiap pengambilan keputusan

Apa kepentingan dari penerapan  dari CDSS?

Pihak ertentu mendapatkan untung maeri dari proyek.

Kemudahan dan ketepatan pengambilan keputusan dalam keadaan darurat

 



NAMA : WENNY INDRIANI

NIM      : 13/357980/PKU/14208

MINAT  : SIMKES

Tuesday, May 13, 2014

Preparing the Ground for The ‘Paperless Hospital’: A Case Study of Medical Records Management in a UK Outpatient Services Department

Preparing the Ground for The 'Paperless Hospital': A Case Study of Medical Records Management

in a UK Outpatient Services Department

Patrick  Waterson, Yolande  Glenn, Ken  Eason

International Journal of Medical Informatics 81 (2012) 114-129

 

1.      Alasan Penelitian

Pengelolaan rekam medis dalam layanan kesehatan merupakan bagian utama dari pelayanan pasien yang berkelanjutan. Menyimpan catatan yang benar ke tempat yang benar dengan tepat waktu merupakan salah satu tujuan terpenting dari Bagian Rekam Medis National Health Service (NHS) Trusts di Inggris. Peluang dan tantangan terbesar dari sistem catatan layanan kesehatan saat ini adalah penggunaan Electronic Patient Record Systems (EPRs). Di Inggris, National Programme for Information Technology (NPfIT) berupaya untuk mengimplementasikan sistem catatan layanan kesehatan elektronik pada semua NHS Trust di Inggris. Sehingga peneliti mencoba untuk meneliti sistem yang ada saat ini dalam mengelola rekam medis berbasis kertas pada bagian layanan rawat jalan di Trust Medical Akut NHS dan bagaimana pengenalan EPRs yang akan diterapkan berpengaruh terhadap sistem berbasis kertas ini.

 

2.      Keganjilan

NPfIT ditujukan untuk menyediakan ak­ses elektronik terhadap catatan medis pasien kepada praktisi layanan kesehatan di Inggris melalui pembuatan NHS Care Records Service (NCRS). Diperkirakan bahwa 'pengenalan' NPfIT secara nasi­onal akan menghabiskan biaya £12,4 miliar dan memerlukan staf tambahan yang sangat besar, perubahan praktik kerja dan pelatihan untuk sistem teknis yang perlu diadopsi oleh staf layanan kesehatan. Di seputar perubahan teknologi informasi ini terdapat banyak perubahan politik di Inggris yang berdampak terhadap NPfIT dan NHS secara keseluruhan. Menurut Mark strategi yang diadopsi dalam NPfIT didominasi oleh perspektif poli­tik dan industri IT dan pasien bukan merupakan pusat dari skema ini. Program untuk NPfIT mengharuskan sistem teknis yang predefined dalam jumlah terbatas dimasukkan ke dalam organisasi yang sudah ada di mana ada banyak vari­asi sistem sosioteknis yang sudah ada yang melayani pengguna dengan permintaan yang berbeda.

 

3.      Pertanyaan penelitian

Bagaimana dampak dari gerakan menuju EPRs terhadap sistem sosioteknis secara keseluruhan?

 

4.      Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini dilaksanakan pada sebuah rumah sakit pendidikan besar di West Midlands Inggris dari bulan Oktober 2008-September 2009. 27 wawancara semi terstruktur dilakukan kepada staf yang bertanggung jawab dengan pengelolaan rekam medis. Wawancara difokuskan pada penataan Bagian Rekam Medis dan masalah yang ada saat ini seperti catatan yang hilang. Selain itu, wawancara berisi pertanyaan tentang peran khusus dari supervisor rekam medis dalam administrasi pencatatan, serta jalur dan harapan tentang EPRs secara umum. Data hasil wawancara dianalisis menggunakan perpaduan analisis tematik dan templat serta dikodekan menggunakan konstruk dari model sosioteknik implementasi dan adopsi sistem informasi.

 

5.      Analisis Pattern Matching

Menggunakan tabel ciri kasus antara dampak EPRs yang gagal menuju Paperless dan dampak EPRs yang berhasil menuju paperless.

Tabel Perbandingan Ciri Kasus Dampak EPRs yang gagal menuju paperless dan dampak EPRs yang berhasil menuju paperless.

Ciri Kasus

Dampak  EPRs yang gagal menuju Paperless

Dampak EPRs yang berhasil menuju Paperless

Bagaimana mengelola kebutuhan EPRs?   

1.Harapan dan dampak pengimplementasian EPRs tidak realistis, bertujuan untuk proses yang benar-benar 'paperless' hanya dalam jangka pendek.

2.  Mengabaikan analisis harapan seperti kebutuhan akan kejujuran dan transparansi terkait dengan pengambilan tindakan saat terjadi sesuatu yang keluar dari jalur yang semestinya.

3.  Opsi dan pendekatan terhadap pengimplementasian, serta upaya untuk menyatukan sudut pandang yang ada hanya didominasi oleh perspektif politik dan indutsri IT.

 

1.Harapan dan dampak pengimplementasian EPRs harus realistis, tidak bertujuan untuk proses yang benar-benar 'paperless' dalam jangka pendek.

2. Mengelola harapan termasuk kebutuhan akan kejujuran dan transparansi terkait dengan misalnya pengambilan tindakan saat terjadi sesuatu yang keluar dari jalur yang semestinya.

3.  Opsi dan pendekatan terhadap pengimplementasian, serta upaya untuk menyatukan sudut pandang yang ada harus dipertimbangkan dan direncanakan berbasis pelayanan pasien yang lebih baik.

Bagaimana keterlibatan pemangku kepentingan?

1.   Keterlibatan pemangku kepentingan tidak terjadi pada berbagai level baik penyedia layanan primer/sekunder nasional, regional dan lokal.

2.  Perancang aplikasi berperan penuh tanpa melibatkan pengguna akhir.

1.   Keterlibatan pemangku kepentingan terjadi pada berbagai level baik penyedia layanan primer/sekunder nasional, regional dan lokal.

2.   Kolaborasi erat antara perancang aplikasi dan pengguna akhir

Bagaimana menganalisis dampak sosioteknis pengguna akhir?

Mengabaikan analisis dampak pekerjaan dari perubahan teknis  pengguna akhir sehingga tidak ada pendekatan yang direncanakan untuk mengatasi masalah sosioteknis ke depan.

 

 

Analisis dampak pekerjaan dari perubahan teknis  pengguna akhir berkontribusi terhadap dilakukannya pendekatan untuk mengatasi dampak pekerjaan yang bermasalah yang ditemukan pada analisis dampak.   

Bagaimana ketergunaan sistem EPRs?

1.    Sistem teknis digunakan hanya bergantung pada ketaatan umum pada panduan interaksi manusia-komputer tanpa memahami kebutuhan pengguna yang berbeda dalam konteks tugas yang berbeda.

2.    Pengujian prototipe berkelanjutan dengan kelompok pengguna akhir yang berbeda tidak terencana dengan seksama.

1.    Sistem teknis digunakan tidak hanya bergantung pada ketaatan umum pada panduan interaksi manusia-komputer namun juga memahami kebutuhan pengguna yang berbeda dalam konteks tugas yang berbeda.

2.    Pengujian prototipe berkelanjutan dengan kelompok pengguna akhir yang berbeda direncanakan dengan seksama.

Bagaimana proses evaluasi?

Tidak melibatkan pengalokasian staf yang ditunjuk dan sumber daya lain guna memberikan umpan balik ke publik, staf, departemen/unit, dan pemangku kepentingan.

Melibatkan pengalokasian staf yang ditunjuk dan sumber daya lain guna memberikan umpan balik ke publik, staf, departemen/unit, dan pemangku kepentingan.

Bagaimana mendorong dan memastikan kepatuhan melalui kepemimpinan operasional dan menyampaikan hasil yang penting dari EPRs?

1.    Kepatuhan yang dicapai oleh staf layanan kesehatan dengan melihat implementasi EPRs hanya merupakan suatu Proyek IT.

2.    Menyampaikan manfaat EPRs yang berlebih-lebihan/tidak realistis dalam hal kualitas dan efisiensi bagi kelompok pengguna akhir.

1.    Kepatuhan yang dicapai oleh staf layanan kesehatan dengan melihat implementasi EPRs sebagai sebuah operasi atau inisiatif perubahan bisnis, bukan proyek IT.

2.    Menyampaikan manfaat EPRs dalam hal kualitas dan efisiensi bagi kelompok pengguna akhir tanpa melebih-lebihkan/manfaat realistis.

Bagaimana mengoptimalkan manfaat EPRs?

1.    Implementasi dilihat sebagai sesuatu yang berakhir dengan penerapan EPRs saja.

2.   Tidak ada pengukuran efektifitas proses dan alur kerja pengguna yang terkena dampak EPRs.

3.   Tidak ada penilaian kepuasan pengguna terhadap sistem yang baru untuk tolak ukur Continous Improvement atau perbaikan berkelanjutan.

1.    Implementasi dilihat dalam inisiatif perbaikan jangka panjang yang berkelanjutan dalam organisasi, bukan sesuatu yang berakhir dengan penerapan EPRs saja.

2.    Membuat metrik yang dapat digunakan secara teratur untuk mengukur sejauh mana proses kerja dan alur kerja terkena dampak EPRs.

3.    Penilaian kepuasan pengguna dengan sistem yang baru untuk tolak ukur Continous Improvement atau perbaikan berkelanjutan.

 

6.      Kesimpulan

Penelitian membuktikan bahwa ada kebutuhan untuk melihat implemen­tasi EPRS bukan hanya sebagai praktik dalam pelaksanaan sistem teknis, melainkan sebagai proses perubahan sistem sosioteknis yang lebih besar.

7.      Rekomendasi

a.   Harapan dan dampak pengimplementasian EPRs harus realistis, tidak bertujuan untuk proses yang benar-benar 'paperless' dalam jangka pendek.

b. Keterlibatan pengguna akhir harus diperluas lebih dari pelatihan untuk mencakup kegiatan rancangan teknis bersama, untuk memastikan fitur teknis mendukung tugas yang harus dilakukan oleh pengguna.

c. Analisis dampak pekerjaan dari perubahan teknis dapat memberi peringatan dini ke area yang sensitif dan setelah itu suatu pendekatan terencana dan partisipatif untuk mengatasi masalah ini sangat penting.

d. Pengujian prototipe berkelanjutan dengan kelompok pengguna akhir yang berbeda dan rancangan ulang rilis asli dan masa mendatang perlu direncanakan dengan seksama.

e.  Keterlibatan pemangku kepentingan perlu terjadi pada berbagai level baik penyedia layanan primer/sekunder nasional, regional dan lokal

f.   Upaya tidak hanya perlu diberikan ke evaluasi sumatif, namun juga evaluasi formatif, agar masalah dapat ditangani tepat waktu dan iteratif.

g.   Identifikasi Rumah Sakit yang dapat membantu mengelola dan mendorong sistem yang baru bisa menjadi cara awal yang berguna dalam implementasi. Begitu pula dengan proyek implementasi pilot skala kecil dapat membantu memberikan dampak terhadap pengguna akhir dan meyakinkan mereka akan nilai dari EPRs yang baru, dan pada saat yang sama meminimalkan risiko seperti gangguan praktik kerja dan pemberian layanan kepada pasien.



Roslinda

13/354324/PKU/13866

S2 SIMKES IKM FK UGM

Electronic Health Record, Semantic Interoperability and Politics

ELECTRONIC HEALTH RECORD, SEMANTIC
INTEROPERABILITY AND POLITICS
Evelyn JS Hovega1,
Sebastian Garde2
1Executive Director and Professor, eHealth Education Pty Ltd, Rockhampton, Australia
2Senior Developer, Ocean Informatics, Düsseldorf, Germany
 
 
Dalam artikel ini akan mencari hubungan antara system kesehatan yang berkelanjutan, Electronics Health record (HER), interoperability semantic, standard dan strategi e-health nasional. Ini sebuah alasan  mengapa perlu adanya pergeseran paradigma dalam berfikir untuk mengadopsi kebutuhan teknologi untuk mendukung infrastuktur nasional. Dikatakan bahwa pemerintah berharap keberhasilan melaksanakan reformasi kesehatan dalam visi mereka untuk mencapai system kesehatan yang berkelanjutan.
 
1.      Latar belakang
Sebagian besar di Negara-negara Maju telah memanfaatkan system kesehatan berkelanjutan untuk mengendalikan biaya dan terbukti meningkatkan kesehatan untuk rasio GDP. Sistem Ini tergantung dari data klinis yang dikumpulkan dari pasien oleh penyedia layanan kesehatan yang tersimpan secara electronics yang terstruktur untuk mendukung membuat keputusan klinis, managemen pearawatan, pengelolaan sumber daya, penelitian, evaluasi, pembuatan statistic nasional dan analisis kebijakan nasional.
Penggabungan EHR dan Sistem Pendukung Keputusan, petugas/pemberi pelayanan dalam posisi untuk membuat keputusan berdasarkan pada bukti ilmiah terbaik, serta data pasien yang terekam dengan baik. Keberlanjutan ini akan mendukung apabila desain system yang baik.
2.      Tujuan
Tujuan dalam penelitian ini adalah pengenalan EHR berkelanjutan untuk setiap individu sebagai dasar strategi e-health nasional. Bagaimana model yang terbaik untuk bisa mengakses catatan kesehatan electronics yang diinginkan untuk operabilitas antara pelayanan kesehatan dan kemungkinan system yang terdistribusi.
3.      Analisis pattern mactching
Terlaksananya EHR yang berkelanjutan tergantung pada bagaimana komitmen seorang pemimpin dalam memberikan kebijakan berhubungan dengan system yang ada. Bagaimana kemampuan seorang pemimpin/manager dalam mengawal perencanaan, perancangan dan aplikasi system EHR, dana yang disediakan untuk pelaksanaan dan pemeliharaan. Disamping itu apakah ada seorang pemimpin memberi keputusan karena unsur politik?
Teknologi informasi EHR hanya salah satu komponen layanan klinis dan bukan satu tujuan akhir. Komponen lain seperti sarana, daya dukung, SDM sangat besar pengaruhnya dalam pelaksanaan HER yang berkelanjutan.
Layanan yang berkelanjutan membutuhkan perhatian yang signifikan pada perubahan proses managemen dan organisasi, dukungan dalam pemeliharaan system, maintenance kapasitas SDM yang melaksanakan untuk peningkatan kemampuan system.
Pemilihan sebuah produk dari vendor yang sangat bervariasi, idealnya keputusan dibuat berdasarkan bukti dari  kemampuan kelebihan yang ada bukan karena kepentingan pribadi dari seorang manager.
4.      Kesimpulan
Secara umum tidak ada kendala pemerintah dalam menerapkan visi mereka untuk menerapkan system kesehatan berkelanjutan yaitu dengan EHR. Pemahaman dan apresiasi untuk mendukung mewujudkan penggunaan ketersediaan informasi, komunikasi dan menagemen pengetahuan teknologi yang tinggi akan mempercepat perkembangan system yang ada.
Interoperabilitas semantic perlu perhatian yang serius karena sebadai pondasi/dasar dalam pelaksanaan e-health. Ini  tidak dapat dicapai tanpa kejelasan peran model referensi, tipe data, struktur dan terminology.
5.      Rekomendasi
a.       Keragaman system perlu diseragamkan
b.      Ahli kesehatan informatik untuk menunjukkan para pembuat keputusan untuk mengadopsi TI untuk reformasi kesehatan
 
Table.1 Perbandingan Kasus asli dan palsu
Kasus ditemui
Keaslian kasus
Konspirasi/Palsu
Interoperabilitas
Standarisasi data, e-health
proyek
Keragaman system
Kurang ahli dalam system tertentu
Kepentingan pribadi
Faktor politis
Kinerja, tupoksi
Kepentingan politis
Perkembangan teknologi
Perkembangan Teknologi informasi dan komunikasi yang pesat
Kurangnya pengetahuan tentang teknologi
SDM
Penguasaan system
kurang
Software aplikasi
Keterampilan pembuatan aplikasi
Proyek
Vendor yang dipilih
Sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kelebihan kelebihan yang ada
Proyek
 
Nama   : Hadi Ashar
NIM       : 13/354381/PKU/13901
Minat    : Simkes